Skip to main content

Book Review : Pour Your Heart Into It

 

Hi Guysss,

Kangen bangen gak sih baca blog dan dengerin cuap - cuap aku HAHAHA!

Akhirnya bisa balik lagi ngobrol bareng kalian di Podcast/ blog Edisi Mei 2021 yang udah lumayan telat ini WKWKW. Well tapi pas banget rilis podcast/blognya hari ini 17 Mei 2021 karena hari ini tepat adalah Hari Buku Nasional.

Baru - baru ini gue abis beres kelarin baca salah satu buku bisnis yang bagus. New York Times Best Seller punya dan review - reviewnya emang bagus - bagus. Karena beli satu buku hardcopy itu ga murah maka pastikan lo beli/invest ke sebuah buku yang emang life changing dan bagus buat dibaca. Karena kalo isi bukunya becandaan doang mending kita beli softcopy PDFnya aja di Tokped banyak  hehehe :)

Kalo gue pribadi emang tertarik baca buku ga jauh - jauh dari buku self development (that's why I build this blog/podcast channel), novel fiksi/romantisss, buku-buku bisnis dan biografi. Kali ini gue akan membahas isi buku "Pour Your Heart into It" yang menurut gue bagus dan bermanfaat buat dibagikan ke temen - temen 20s semuanya.

Jadii buku ini menceritakan tentanggg perjalanan hidup seorang Howard Schultz CEO dan Founder Starbucks (yes! Starbucks yang kalian suka beli dan pamerin kemana - mana supaya semua orang tau kalian minum kopinya starbucks itu hahahha) dalam membangun Starbucks dan membangun karirnya sendiri.

Jadi Howard Schultz ini lahir dan besar di Brooklyn USA dan lahir dari keluarga sederhana. Humble beginning lah - bukan tipe2 turunan anak pengusaha kaya raya yang hidupnya udah nyaman gitu - Jadi bokapnya cuma pekerja kasar dan ibunya juga sama. Sepanjang hidupnya Schultz sering kecewa sama bapaknya kenapa sih pasrah dengan keadaan, kenapa ga berjuang lebih, kenapa hidup kok buat mereka sulit dan berkekurangan. Sampe di suatu saat dimana bokapnya jatuh di tempat kerja dan akhirnya udah gabisa lagi ngelanjutin kerja - perusahaan tempat bokapnya kerja ga memberikan jaminan kesehatan apa - apa dan hidup mereka semakin sulit pasca kejadian itu. Semenjak itu Schultz berjanji sama dirinya sendiri untuk bila jadi pemberi kerja - pemilik bisnis - dia tidak akan membiarkan karyawannya menderita dan akan menciptakan lingkungan kerja yang baik buat karyawannya (sweet revenge yah).

Kesulitan masa kecil membuat Schultz belajar rajin dan bekerja baik sehingga bisa mendapat pekerjaan dan posisi baik di salah satu perusahaan besar di NY. Udah ada di zona nyaman nih. Tiba- tiba dia menemukan cinta pada kopi. Schultz sampe rela ninggalin kerjaan lamanya yang udah settle dan aman demi merintis bisnis join di Starbucks sebagai pegawai baru. Iya jadi sebenernya Starbucks itu sudah berdiri sebelum Schultz join ya. Namun akhirnya gulung tikar dan akhirnya dibeli sama Schultz yang saat itu sedang merintis coffee shop baru yaitu I'll Giornale. Kenapa Schultz ga lanjut aja gitukan kerja di Starbucks - kenapa harus bikin coffe shop baru? Ya karena ide brilian Schultz yang mau ngebawa Italian Coffee Experience ke Starbucks saat itu ditentang. Awalnyaa Starbucks mula - mula hanya kedai yang menjual biji kopi premium. Ide brilian-nya Schultz adalah menjadikan Starbucks sebagai toko kopi premium yang juga menjual food and beverages - tentunya kopi- yang berkelas dan bercita rasa italia. Kopi - kopi di US saat itu kan ga jauh2 dari kopi kalengan (canned coffee) yang kualitasnya jelek. Schultz inilah yang memperkenalkan budaya minum - minum kopi espresso, Latte, Americano dan lain - lain sambil nongkrong - nongkrong di coffeeshop cozy ke seluruh USA dan akhirnya dinikmati seluruh dunia melalui 16000 coffee stores yang mereka miliki saat ini . Yes jadi Starbucks bukan franchise business - mereka memiliki semua real estate tokonya. Dengan demikian mereka dapat menjamin kualitas seluruh kopinya dan menciptakan ambiance dan design toko yang berkelas dan modern terstandarisasi di seluruh dunia. Keren banget kan He's not only creating new coffee experience but also creating new standards - new lifestyle - andd new way of living. The rest of it just history. Karena Starbucks bermunculan - lah banyak coffee shop yang mengekor dibelakang Starbucks.

Dalam perjalanan membangun bisnis, Schultz tentu dihadapkan pada banyak tantangan. Tapi ide brilian tanpa kerja keras dan komitmen untuk merealisasikannya dengan patience dan perseverance hanya akan berakhir menjadi ide wacana belaka. Berat banget loh itu ditolak idenya mentah2 di Starbucks (padahal dia udah sampe resign demi Starbucks) terus akhirnya dia komit ngebangun coffee shop sendiri -  I'll Giornale - yang akhirnya tumbuh pesat dan malah bisa ngebeli Starbucks. Kemudian I'll Giornale rebranding menjadi Starbucks dengan penyatuan dua logo. Setelah mengakuisisi starbucks apa perjuangan sudah selesai? Tentu tidak :)

Schultz sempet struggling untuk ngumpulin modal yang besar dari investor. Beliau juga harus hire banyak tim pro baik untuk proses IPO (Bank Investasi), tim sales marketing, tim merchandising, tim sponsorship, tim R&D, tim real estate and design, tim logistik kopi, tim yang urus lahan kopi. WAH REPOT DEH YE WKWKW. But he did it. He always believe in people and don't affraid working with people smarter than him that's why Starbucks THIS successful. Bayangin Starbucks bahkan ngasi porsi kepemilikan saham ke semua pegawainya (they all owning Starbucks) dan memberikan benefit kesehatan, asuransi, gaji dan career path yang jelas untuk semua pegawai bahkan semua barista paruh waktu. They value their people over anything so their people can value customers over anything.

Diceritain juga disini kisah pengembangan Frapucinno, Starbucks served in United States Airline, pendirian Starbucks International, Starbucks bikin Es Krim dan Canned Coffee yang accessible di supermarket menggandeng Pepsi Co, Starbucks bikin Exclusive Jazz CD, sampe semua upaya CSR mereka lewat program CARE mendukung badan cancer, HIV Aids dlsb. 

Mereka berusaha selalu melakukan perkembangan positif yang mendatangkan sales tanpa menjual value perusahaan (without dilute the brand).

So what is the take aways?

- Jangan takut bermimpi. Kita ga harus selalu mengawali semuanya dari zona nyaman untuk sukses - justru kesulitan membuat kita lebih berdaya juang

- Patience, persistence and consistence is KEY

- Banyak belajar dari siapa aja dan berteman baik dengan banyak orang

- Jangan takut berinovasi dan thinking out of the box

- Jangan mudah menyerah apapun yang terjadi bcos life is tough but you're tougher

Howard Schultz udah gajadi CEO Starbucks lagi sekarang, beliau udah menyerahkan kepemimpinan ke kandidat laain secara kan Starbucks skrg udah Public Company ya. Schultz menghabiskan masa tuanya untuk menjadi penasehat, mengajar, melakukan kegiatan sosial dan menikmati waktu yang sangat nyaman bersama istri, anak dan cucunya.

Ada satu quote yang manis banget dan gue inget banget dari buku ini

"Success is sweetest when it's shared"

Put others first so everything will be followed.

Selamat Hari Buku Nasional sekali lagi guys.

Don't hesitate to reach us thru comments secsion below/DM us on IG @mostofur20s.

Feel free kalo mau kasi saran topik baru atau diskusi yah


See you on June gaisss

Until then please stay safe dan sane ^^


Comments

Popular posts from this blog

Ledakan Non Degree

    Hi Guys. Welcome back to our blog and podcast channel edisi tahun baru! Happy New Year 2022 semuanyaaaa semoga resolusi - resolusi tahun ini dapat tercapai ya. Dan yang paling penting kita semua sehat dan selalu dalam lindunganNya sampai pandemi ini berakhir hiks. Anyway thank you guys for always stay tune to us buat baca blog dan dengerin podcast kita setiap akhir bulan, it means a lot for us here. Kali ini kita bakalan bahas tentang 'Ledakan Non Degree'. Ada yang udah familiar dengan ini belum siiih?   Prof Rhenald Kasali seorang guru besar bidang ilmu manajemen dari Universitas Indonesia, sekaligus sebagai founder Rumah Perubahan dalam channel youtube-nya mengatakan selama masa pandemi ini setidaknya ada 10 ledakan ekonomi dan kehidupan. Salah satu ledakan yang menarik untuk dibahas adalah apa yang disebut dengan ledakan non degree .  Apasih arti Ledakan Non Degree tadi?  Hari ini banyak sekali orang-orang hebat yang mendapatkan ilmunya secara n...

Fenomena Flexing

  Image Source : Wahana News      Hi guys. Baack again with us here di episode blog dan podcast kita edisi Maret 2022. Hope you guys all are doing well dan semakin hepi menjelang bulan puasa ini yaa. Seneng gasih udah bisa tarawih dan mudik lagi asalkan udah pada boosteer?  Semoga pelonggaran kebijakan bepergian ini beneran menandai semakin dekatnya kita balik ke normal lama yaaa :))   Kali ini kita bakalan bahas topik mengenai flexing ! Yap kata yang lagi jadi trending topic banget dimana - mana terutama di sosmed gasih hahaha. Jadi apa sih flexing itu?   Perilaku flexing dipahami sebagai sikap konsumtif yang mencolok, menghabiskan uang untuk membeli barang-barang mewah dan layanan premium demi menunjukkan status atau kemampuan finansial.   Belakangan ini kan kita sering lihat ya sebuah fenomena sosial baru yang berkembang di era social media saat ini yaitu banyaknya konten - konten pamer atau flexing di berbagai media sosial. Era sosial me...