Skip to main content

Hustle Culture. Baik atau Buruk?

  

Hi guys!

Welcome back to our blog and podcast edisi Desember 2021.

Yes it's Dec 2021 already! Ga nyangka ya time flies secepat ituu. Perasaan baru kemarin deh kita NYE 2021 ya hikssssss.

Kali ini kita bakal bahasa tentang bahasan hits milenial jaman now yakni gaya hidup Hustle Culture dan cuan cuan cuan wkwkwk. Hustle culture adalah standar di masyarakat yang menganggap bahwa kamu hanya bisa mencapai sukses kalau benar-benar mendedikasikan hidupmu untuk pekerjaan dan bekerja sekeras-kerasnya. Yaaaa workaholic akut lah yaaa. Budaya ini menjadi suatu hal yang normal karena tidak dibuat batasan jelas antara kehidupan profesional dan pribadi. NAH ini nih yang bahaya. Niat mau sukses produktif progresif, justru malah jadi tidak memikirkan kesehatan fisik dan mental.

 Ini adalah beberapa dampak buruk hustle culture yang bisa kamu rasakan :

  • stres
  • burnout
  • terkena penyakit fisik
  • tidak punya waktu untuk kehidupan pribadi

Nah, dari riset Forbes kita bisa menyimpulkan bahwa hustle culture adalah budaya yang sia-sia. Karena katanya bekerja banting tulang tak kenal waktu dengan menyempatkan diri untuk istirahat or just taking care of your self, mind and body itu hasilnya bakal sama aja. Bahkan for the long run, kerja ala hustle culture tidak akan memberikan hasil yang lebih baik dari kerja normal lho.

Nah apasih yang bikin milenial masa kini tuh overglorifying budaya hustle culture tadi? Kenapa sih sampe jadi 'segitunya' demi selalu mengejar cuan wkwkw. Probably this is why.

1. STOP Socmed Comparison. Comparison Kills!

Salah satu sumber tekanan yang menciptakan hustle culture itu sendiri adalah media sosial.

Semua orang ingin terlihat sukses dan mapan dengan pekerjaannya, lalu dengan bangga memamerkan bekerja tengah malam atau di akhir pekan, dan sebagainya. Duh gausah ya bandingkan dirimu dengan mereka atau bahkan membuat ekspektasi lebih terhadap diri sendiri hanya karena orang lain melakukan hal tersebut. Setiap orang punya pace masing-masing, jangan takut terlihat tidak sukses atau terlambat mencapai posisi yang “seharusnya” dicapai.

2. Having a good life outside work

Mencari waktu luang untuk menjalani hobi dan apa pun itu yang dicintai bisa buat hidupmu lebih seimbang. Iya supaya work-life balance lah. Jangan biarkan pekerjaan memakan seluruh waktu dan hidupmu. Harus balance antara waktu buat diri sendiri, buat keluarga dan buat kerjaan. Work for Life bukan Life for Work dong kan?

3. Tahu batasan diri

Tahu kapan harus bilang tidak dan berani untuk mengatakannya. Tahu kapan badan sudah meminta untuk istirahat, tahu kapan bisa diajak bekerja keras. Intinya, jangan sampai memaksakan diri hanya karena ingin memenuhi standar yang bisa dibilang tidak manusiawi.

Kalau tiap orang bisa membatasi diri dan menghargai orang lain. Setidaknya kamu dapat menghargai bahwa tiap orang punya kehidupan di luar pekerjaan dan berhak untuk menjalaninya. 

Ya intinya gini sih gais. Hidup itu bukan marathon tapi estafet. Artinya gaada ceritanya sekali geber kamu bakal sukses selamanya karena proses kehidupan kan kayak roda ya kadang naik kadang turun dan selalu ada proses, waktu dan kesabaran yang harus dibayar untuk mencapai long term success. Maka menjadi penting untuk bisa tetap produktif dan progresif sesuai kapasitas kita setiap hari. And taking a rest is also part of them. Taking a good time with yourself and family also a BIG PART of it supaya kita bisa endure dan stay sane dalam menjalani hari - hari hustle lainnya. I think Life itself is also a hustle game kan dan its a looooong road. So why we don't taking seriously the REST itself as much as we care about HUSTLE itself?

Make sure you're enjoying fruit of your labour because that is all that matters.

Jadi yaaa ambi, hustling atau mental cuan - cuan - cuan mulu itu gapapa banget malah bagus tapi kalo sampe mengorbankan kesehatan kamu baik fisik apalagi mental atau malah bikin kamu stress dan ujung - ujungnya ga menikmati proses dan hasil kerja kamu lah terus buat apa hustle? 

Keep in mind to stay balance aja both for work and life. Takkan lari gunung dikejar kok. Yang penting dikejar aja gitu sesuai pace dan speed yang layak. Believe your path believe your own timing and please enjoy the process. 

Kira - kira gitusih ya. Jangan sampe kerja - kerja - kerja - tipes terjadi lagi dikehidupan kalian gais wkwkw. Pastikan kamu menikmati hasil kerja kamu dan tidak menjadi menderita dalam proses perjalanannya :)

That's all buat edisi Desember ini.

Feel free guys buat komen/saran/kritik atau kasi masukan tema.

Reach us on IG @mostofur20s yaaa. Jangan lupa buat subscribe blognya buat dapetin notif konten terbaru kita, dengerin kita via podcast dan atau join private consultation bareng kita. DM IG ya.

See ya 2022 lafly!

Comments

Popular posts from this blog

Don't Forget to Take Care of Your Mental Health (too)

    Hi Guys. Welcome baack to Make The Most of Your 20s edisi Oktober 2021 yayyy   Apa kabaar semuanya? Semoga sehat sehat dan jangan lupa bahagia ya.  Apalagi di masa pandemi gini pastikan kamu ga cuma sehat fisik tapi yang ga kalah penting juga adalah bisa sehat mental, stay sane di masa- masa sulit seperti ini hehe.   Kali ini kita akan bahas tentang apa itu mental health.  10 Oktober lalu dijadikan sebagai World Mental Health Day nih gais. Segitu pentingnyaa mental health ini sampe dijadikan satu hari peringatan sendiri secara global. Mental Health atau Kesehatan Mental adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar.   Jangan anggap enteng kesehatan mental ya gais karena sehat fisik sama pentingnya dengan sehat mental.  Jurus - jurus menjaga kesehatan fisik kan udah banyak beredar ya dan i think di era sosmed kaya...

Adversity Quotient

Hi there! Welcome back to Podcast and Blog Make The Most of Your 20s! Ga kerasa kita udah di akhir Agustus 2021 dan udah siap - siap memasuki September loh hihihi. Apa kabar kalian I hope you guys all are safe and sound.  Kali ini aku akan bahas tentang salah satu kecerdasan yang disebut paling sering dianggap sebagai kecerdasan utama penentu kesuksesan seseorang selain IQ, SQ dan EQ. Apakah itu? Yap tepat banget AQ alias Adversity Quotient. Apa itu AQ? AQ adalah kecerdasan mengatasi kesulitan. Siswa yang memiliki AQ tinggi disebut siswa climber. Siswa climber gigih, ulet, dan tabah dalam menghadapi kesulitan. Mereka selalu berusaha mencari jalan keluar penyelesaian jika menghadapi kesulitan.  Nah kalo saat melamar pekerjaan atau tes masuk sekolah kamu wajib memenuhi minimal persyaratan standar pendidikan, disana rekruter akan menilai IQ kamu atau Intelectual Quotient kamu. Seberapa mampu kamu menyelesaikan persoalan logika dan akademis sebagai basic skill yang membuat kamu ...

You Are The Average of The 5 People You Spend The Most Time With

Hai guys! It's July 2019 finally yay (udah mid july sih anyway yah hahahah). Buat materi edisi juli ini gue akan bahas salah satu topik terkait Network/Networking. Pernah denger kan ada quote yang bilang "It's not about what you know. It's about who you know" Dipikir - pikir itu bener juga. Dalam hubungan bisnis / pekerjaan yang melibatkan banyak orang / interaksi sosial mau gamau, suka gasuka, network akan mengambil peranan penting. Prestasi dan etos kerja baik dibarengi dengan network yang bagus - kenal sama orang - orang yang tepat dan berpengaruh itu akan mengeskalasi dengan cepat karir/peluang bisnis Anda. In this complicated world, well the fact is ya kita gabisa hidup tanpa orang lain, tanpa saran/masukan atau referensi orang lain. Nah disinilah pentingnya Networking! Nah setelah tau betapa pentingnya networking buat karir / bisnis kita. Mungkin next question kita adalah gimana caranya bisa membangun network/ bergaul baik dengan banyak or...