People lose because they want things fast, when life is long - Gary Vaynerchuck.
Gimana guys quote intro opening blognyahh? Hhahaaha kok rasanya pas kena yah LOL!
Akupun merasakan hal yang demikian ketika ngeliat post feed dari gary ini di IG dia.
Dan langsung kepikiran untuk angkat tema ini - karena I believe most of millenials struggling with this issue also.
Udah beberapa minggu lalu siapin konsep dan alur, tapi baru sekarang nih sempet nulis dan bikin podcastnya wkwkwk.
Sebelum membahas lebih jauh tentang gimana kita - as millenials - manage the gap antara YOUR expectation dan YOUR reality guys, better kita tahu dulu nih secara umum apa sih ekspektasi millenials terutama dalam hal kerjaan. Coba dibaca baik baik yah. Kalo ada yg kurang pas atau mau ditambahin pls don't hesitate to contact me ya guys. via comment below atau reach me thru email lauracitafebrianty@gmail.com atauu via IG/FB ku : Laura Cita Febrianty.
Millenials Expectation di kerjaan meliputi :
- Communication
Millenials itu akan jauh lebih efektif bekerja, kalo di dalam lingkungan kerja-nya mereka dianggap sebagai temen atau partner ketimbang "bawahan" atau "atasan". Di situasi yang less bureuchracy, less protokoler dan less drama, millenials akan dapat berkontribusi pada performa terbaiknya.
Mereka senang dilibatkan dalam projek penting, dilibatkan dan didengarkan aspirasinya dalam pekerjaan, dan tidak dipandang sebelah mata secara profesional, hanya karena masih muda.
Well emang seharusnya demikian, semua orang dengan growth dan positive mindset pasti paham dan setuju bahwa belajar beneran bisa dari mana saja. Senior bisa belajar dari Junior. Junior apalagi. Harus belajar dan menghormati Seniornya. Harusnya saling support dan saling kasi ruang untuk semua orang berhak menyampaikan ide dan sama - sama challenge status quo yang ada.
- Education
Millenials, back again agak beda sama generasi sebelumnya yang sangat mengutamakan self security dan kepemilikan benda/harta. Millenials value more on experience and education. Jadi salah satu ekspektasi terbesar Millenials terhadap tempat bekerjanya adalah : Kesempatan Training, Sertifikasi, dan Kemungkinan Sekolah lagi. Millenials emang suka ga sabaran untuk segera - sekarang juga - disebut atau dikategorikan sebagai anak muda sukses. Segera S2, segera jalan jalan ke luar negeri, segera punya bisnis, segera beli HP terpaling baru, segera pake sneakers keluaran terbaru, segera punya mobil sport, segera kaya raya, segera jadi CEO dan seterusnya - dan seterusnya. WHICH ARE GOOD but miracle takes time, we have to be patience sometimes.
- Project handling
Kayak yang udah gue sampaikan tadi, millenials need spotlight. Millenials butuh ruang berkreasi to proving THEY ARE WORTH IT. Not all millenials, but maybe most of them.
Jadi kalo ada project2 menarik bisa banget ajak anak - anak muda terlibat karena mereka pasti seneng banget bantuin dan terlibat. Atau ya kalo gaada yang nawarin, kita sebagai anak muda harus cari sesuatu menarik yang bisa kita garap. Yes actively seeking!
- AI
Millenials hidup dan lahir di era digital. They're owner of The Era. That's why sekarang pemerintah mendukung banget semua pengembangan SDM dan program2 digitalisasi yang terbukti lebih efisien dan efektif. Karena kedepan semua akan GO DIGITAL dan millenials adalah para pelaku aktifnya.
Millenials akan tertarik belajar banyak ttg AI, IoT, Mob App, Face Recognition dan lain sebagainya guna meningkatkan efektivitas kerja mereka.
Those are 4 points millenials expectation in a workplace
But How About Us?
Gimana kalo setelah mendapatkan apa yang kita butuhkan di kantor, bekerja dengan baik namun result dari apa yang kita kerjakan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
How to manage the gap between YOUR expectation dan YOUR reality?
Ini ga cuma buat urusan kerjaan, bisa untuk konteks keluarga bahkan percintaan dan pertemanan.
Many phsycological research that i've read suggest you to.....
1. Never assume.
Jangan suka menduga - duga. Apalagi kalo dilakukan tanpa ada data dan riset valid atau yang paling gampangnya belum nanya langsung sama orang yang bisa jadi sumber informasinya. Komunikasikan ekspektasi mu kepada orang yang tepat. Tanya apa yang lo harus tau, sebelum bikin asumsi yang predictive probability-nya bakal mendekati 100%.
Gimana kita mau berharap bos kita tau isi hati dan pikiran kita, kalo kita gak menyampaikannya dengan cara yang baik? Gimana bisa kita tau kondisi real kita kalo ga nanya dulu kondisinya. Jangan terlalu cepet bikin asumsi.
Ga semua orang secenayang yang lo bayangin, so ASK. Never Assume.
Karena asumsi yang salah menyebabkan gap antara ekspektasi dan realita jadi kejauhan.
2. Realize that removing expectations from your relationships, both personal and professional, is not only wise, but kind.
Ini sih emang simple tapi emang paling bener.
Bisa kah kita hidup tulus dan jujur, bekerja keras dan maksimal tak kenal pamrih karena memang kita mau melakukannya untuk YME, diri kita sendiri dan keluarga bahkan bangsa negara? For greater good?
Kalo kita udah sampai di titik itu pada hidup, we dont need to manage the gap because we live without expectation. We fully live in our reality today. And only want to give the best of ourselves.
Karma does exist. You plant mango you get mango. If you plant apple never expect you will get banana (unless it is your asumption). Kalo kita selalu berikan yang terbaik suatu saat nanti kita pasti dapatkan hasil usaha kita. Karena usaha tidak akan menghianati hasil. Jangan gantungkan ekspektasimu sama orang lain. Because in fact emang orang lain bisa banget mengecewakan lo. You think you're good enough for this but you missed what you think you deserve to get. Its HAPPEN A LOT. LIFE HAPPENS.
Jadi mau berenti, burnout, dan ngambek karena hal itu?
What makes your heart breaks really hard? YOUR EXPECTATION is. (since expectation is always easier and lighter than what exactly happens)
0 expectation. Give and Love without limit is key.
Atau bisalah tetep punya ekspektasi. Tapi gap antara realita dan impian harus dijaga supaya tidak ada kekecewaan yang terlalu besar kalo kalo ga kesampean.
Expect for the best - Prepare for the worst!
Buat millenials yang ga sabarannya agak keterlaluan hahahaa - letting go is not that easy but we all know we can.
3. Enjoy what your life looks like today.
Don’t mistake expectations for goals.
Apa sih syarat agar kamu bahagia? Harus punya mobil X kah baru bahagia? Harus nikah umur sekian kah baru happy? Harus lolos tes IELTS kah baru merasa sempurna? Harus masuk perusahaan XX kah baru disebut sukses?
Its okay to create goals. Its okay to create standard so u can achieve more.
But dont let YOUR HAPPINES DEFINED BY YOUR EXPECTATION.
With or without things-that u think you have to get in order to be succesful/happy- YOU ALREADY HAPPY. YOU HAVE ALL GOOD THINGS IN LIFE. HEALTH - LOVE - LIFE you take for granted.
Nikmati dan bersyukur pada hidup yang kita miliki. Always give ur best. PUSH HARDER if needed but never expecting too much apalagi sama mantan, eh sama orang lain maksudnyaaah hahahhaah.
Semoga mencerahkan dan membantu ya guys.
You're still young. Things maybe not working out today. But who knows tomorrow?
You have 5,10,15,20,25 or even more than 30 years to trying something new,
You cant rush thing you are not ready to get.
You cant faking or manipulating times and experience gave.
Great things take time, Millenials.
Also Find Podcast version of this topic on my Podcast Channel juga yah : Make The Most of Your 20's @mostofur20s available on Spotify, Apple Podcast, Google Podcast, etc. Feel free to comment and reach me ya :)
- @lauracitaa

Comments
Post a Comment